| Upaya Kepala Madrasah Diniyah Dalam Mengembangkan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus di Madrasah Diniyah Raudlatul Ulum I Ganjaran Gondanglegi Malang). | ||
| Penulis | : | |
| Tahun | : | 2008 |
| Fakultas | : | Tarbiyah |
| Jurusan | : | Pendidikan Agama Islam |
| Pembimbing | : | 1) Prof. Dr. Muhaimin, MA.. |
| Kata Kunci | : | Upaya, Kepala madrasah, Pengembangan, Kualitas pendidikan |
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan Islam memegang peranan penting
untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pendidikan Islam
merupakan sistem pendidikan yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan
rencana yang sungguh-sungguh untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam,
sebagaimana tertuang atau terkandung dalam visi, misi, tujuan, program kegiatan
maupun pada praktek pelaksanaan pendidikan.
Peningkatan keimanan dan ketakwaan akan lebih efektif, manakala dioptimalkan
melalui sistem pendidikan keagamaan, terutama di lembaga pendidikan Islam yang
memiliki transmisi spiritual yang sangat tinggi.
Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran secara klasikal tentang pengetahuan agama Islam kepada pelajar. Pendidikan
dan pengajaran madrasah diniyah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaanya terhadap ilmu pengetahuan agama, teknologi dan seni.
Kekuatan yang dimiliki madrasah diniyah adalah kebebasannya memilih pola,
8
pendekatan, dan sistem pembelajaran, tanpa terikat dengan model-model tertentu. Pola
dan pendekatan yang digunakan di madrasah diniyah adalah pola yang dianggap paling
tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Persepsi masyarakat terhadap pendidikan madrasah diniyah semakin menjadikan
madrasah sebagai lembaga pendidikan yang sangat unik, di saat ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat, di saat filsafat hidup manusia modern mengalami krisis
keagamaan dan di saat perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu gerbangnya,
maka keberadaan madrasah tampak semakin dibutuhkan.
Namun sangat disayangkan perhatian pemerintah terhadap pendidikan madrasah
diniyah masih sangat kurang (forgotten community). Sementara kualitas pendidikan
sangat perlu ditingkatkan agar selalu dapat mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan,
dan dapat mewarnai dinamika masyarakat.
Untuk menjawab persoalan diatas, maka kepala madrasah sebagai inovator dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya harus memiliki strategi yang inovatif supaya dapat
mengangkat karismatik madrasah diniyah sebagai pendidikan yang berasaskan
keagamaan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, dan memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di Madrasah.
Madrasah diniyah yang bernaung di pondok pesantren Raudlatul Ulum I
merupakan salah satu madrasah yang dapat mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif tanpa meninggalkan sifat dan kerakteristiknya sebagai
madrasah salafiyah.
Dari uraian diatas, maka dapat diangkat suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas
pendidikan yang diharapkan
di madrasah diniyah Raudlatul
Ulum I?
2. Upaya apa saja yang
dilakukan kepala madrasah
diniyah dalam
mengembangkan kualitas
pendidikan?
3. Apa saja faktor pendukung
dan penghambat dalam
mengembangkan kualitas
pendidikan madrasah?
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka perlu diadakan penggalian data
dengan metode dan prosedur penelitian tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif, yaitu suatu penelitian yang
diajukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran, untuk menemukan prinsip-prinsip serta
penjelasan yang mengarah pada kesimpulan. Kehadiran peneliti bertindak sebagai
observer.
Data diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi. Sedangka tehnik
analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, display data dan pengambilan
kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan waktu,
keikutsertaan, ketekunan pengamatan. Adapun tahap-tahap penelitian yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas
9
pendidikan yang madrasah diniyah Raudlatul Ulum I adalah. a) kurikulum mandiri, b)
proses pembelajaran aktif, c) kualitas lulusan, d) tenaga pendidik yang berkualitas, e)
sarana pendidikan, f) menejemen madrasah, g) alokasi dana pendidikan, dan h)
penilaiaan pendidikan. Sesuai dengan keinginan masyarakat bahwa madrasah diniyah
diharapkan dapat mewujudkan lulusan yang memiliki budi pekerti tinggi, kedalaman
spiritual, kemantapan aqidah, mampu memahami dasar dan kaidah-kitab kuning,
memiliki sifat kemandirian dan mampu menghadapi tantangan global.
Untuk merealisasikan hal tersebut diatas dapat diupayakan melalui: a)
memperbaiki struktur kurikulum, b) proses pembelajaran aktif c) memperbaiki kualitas
lulusan d) memenuhi tenaga pendidik yang profesional, e) melengkapi sarana
pendidikan, f) memperbaiki menejemen pengelolaan pendidikan g) pengalokasian dana
pendidikan dan, h) penilaian pendidikan.
Sedangkan faktor pendukung pendidikan madrasah diniyah Raudlatul Ulum I adalah
animo masyarakat terhadap pendidikan madrasah diniyah. Sedangkan faktor penghambat
pendidikan madrasah diniyah adalah masih kurangnya profesional tenaga pengajar, lemahnya
sumber dana alokasi pendidikan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut diadakan pelatihan,
bimbingan dan motivasi. Sedangkan untuk memenuhi standar pembiayaan dilakukan sosialisasi
bersama wali santri dan tokoh masyarakat untuk mengembangkan dana usaha.
untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Pendidikan Islam
merupakan sistem pendidikan yang sengaja didirikan dan diselenggarakan dengan
rencana yang sungguh-sungguh untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam,
sebagaimana tertuang atau terkandung dalam visi, misi, tujuan, program kegiatan
maupun pada praktek pelaksanaan pendidikan.
Peningkatan keimanan dan ketakwaan akan lebih efektif, manakala dioptimalkan
melalui sistem pendidikan keagamaan, terutama di lembaga pendidikan Islam yang
memiliki transmisi spiritual yang sangat tinggi.
Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran secara klasikal tentang pengetahuan agama Islam kepada pelajar. Pendidikan
dan pengajaran madrasah diniyah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaanya terhadap ilmu pengetahuan agama, teknologi dan seni.
Kekuatan yang dimiliki madrasah diniyah adalah kebebasannya memilih pola,
8
pendekatan, dan sistem pembelajaran, tanpa terikat dengan model-model tertentu. Pola
dan pendekatan yang digunakan di madrasah diniyah adalah pola yang dianggap paling
tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Persepsi masyarakat terhadap pendidikan madrasah diniyah semakin menjadikan
madrasah sebagai lembaga pendidikan yang sangat unik, di saat ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat, di saat filsafat hidup manusia modern mengalami krisis
keagamaan dan di saat perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu gerbangnya,
maka keberadaan madrasah tampak semakin dibutuhkan.
Namun sangat disayangkan perhatian pemerintah terhadap pendidikan madrasah
diniyah masih sangat kurang (forgotten community). Sementara kualitas pendidikan
sangat perlu ditingkatkan agar selalu dapat mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan,
dan dapat mewarnai dinamika masyarakat.
Untuk menjawab persoalan diatas, maka kepala madrasah sebagai inovator dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya harus memiliki strategi yang inovatif supaya dapat
mengangkat karismatik madrasah diniyah sebagai pendidikan yang berasaskan
keagamaan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, dan memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di Madrasah.
Madrasah diniyah yang bernaung di pondok pesantren Raudlatul Ulum I
merupakan salah satu madrasah yang dapat mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif tanpa meninggalkan sifat dan kerakteristiknya sebagai
madrasah salafiyah.
Dari uraian diatas, maka dapat diangkat suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas
pendidikan yang diharapkan
di madrasah diniyah Raudlatul
Ulum I?
2. Upaya apa saja yang
dilakukan kepala madrasah
diniyah dalam
mengembangkan kualitas
pendidikan?
3. Apa saja faktor pendukung
dan penghambat dalam
mengembangkan kualitas
pendidikan madrasah?
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka perlu diadakan penggalian data
dengan metode dan prosedur penelitian tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif, yaitu suatu penelitian yang
diajukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran, untuk menemukan prinsip-prinsip serta
penjelasan yang mengarah pada kesimpulan. Kehadiran peneliti bertindak sebagai
observer.
Data diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi. Sedangka tehnik
analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, display data dan pengambilan
kesimpulan. Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan waktu,
keikutsertaan, ketekunan pengamatan. Adapun tahap-tahap penelitian yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas
9
pendidikan yang madrasah diniyah Raudlatul Ulum I adalah. a) kurikulum mandiri, b)
proses pembelajaran aktif, c) kualitas lulusan, d) tenaga pendidik yang berkualitas, e)
sarana pendidikan, f) menejemen madrasah, g) alokasi dana pendidikan, dan h)
penilaiaan pendidikan. Sesuai dengan keinginan masyarakat bahwa madrasah diniyah
diharapkan dapat mewujudkan lulusan yang memiliki budi pekerti tinggi, kedalaman
spiritual, kemantapan aqidah, mampu memahami dasar dan kaidah-kitab kuning,
memiliki sifat kemandirian dan mampu menghadapi tantangan global.
Untuk merealisasikan hal tersebut diatas dapat diupayakan melalui: a)
memperbaiki struktur kurikulum, b) proses pembelajaran aktif c) memperbaiki kualitas
lulusan d) memenuhi tenaga pendidik yang profesional, e) melengkapi sarana
pendidikan, f) memperbaiki menejemen pengelolaan pendidikan g) pengalokasian dana
pendidikan dan, h) penilaian pendidikan.
Sedangkan faktor pendukung pendidikan madrasah diniyah Raudlatul Ulum I adalah
animo masyarakat terhadap pendidikan madrasah diniyah. Sedangkan faktor penghambat
pendidikan madrasah diniyah adalah masih kurangnya profesional tenaga pengajar, lemahnya
sumber dana alokasi pendidikan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut diadakan pelatihan,
bimbingan dan motivasi. Sedangkan untuk memenuhi standar pembiayaan dilakukan sosialisasi
bersama wali santri dan tokoh masyarakat untuk mengembangkan dana usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar